Pelajar terjaring razia di mal (foto ilustrasi).
(VIVAnews/Darmawan)
VIVAnews – Dinas
Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, telah membatalkan
rencana tes keperawanan bagi pelajar perempuan di kota itu, setelah
wacana tersebut memicu kontroversi bahkan menuai kecaman dari Majelis Ulama Indonesia serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Disdik Prabumulih sebenarnya tidak pernah mewacanakan akan melakukan tes keperawanan bagi seluruh siswi atau calon siswi di Kota Prabumulih, apalagi mengajukan anggaran APBD 2014 untuk tes keperawanan tersebut,” kata Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, HM Rasyid, Rabu 21 Agustus 2013.
Ucapan Rasyid itu bertentangan dengan pernyataan dia sendiri kemarin. Selasa 20 Agustus 2013, Rasyid mengatakan biaya untuk tes keperawanan siswi akan dimasukkan ke dalam pengajuan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. “Ini wacana untuk tahun depan, dan rencananya menggunakan dana APBD. Ini untuk kebaikan siswi itu sendiri,” kata Rasyid kepada VIVAnews.
Namun kini Rasyid menjamin tes keperawanan tidak bakal terlaksana. “Banyak segi yang dipertimbangkan, seperti pengaruhnya terhadap psikologi anak karena ini faktor pribadi dan manusia. Jadi tes keperawanan terhadap siswi tidak akan pernah terjadi,” ujarnya.
Rasyid mengatakan, tes keperawanan sesungguhnya tidak diusulkan diterapkan untuk semua siswi, melainkan hanya terhadap salah satu siswi SMA yang beberapa waktu lalu terjaring kasus perdagangan manusia. Ketika terjaring, para siswi itu belum diperdagangkan dan berhasil diselamatkan.
Namun orangtua salah seorang siswi itu, kata Rasyid, mengatakan anaknya tidak perawan lagi. Ketika itulah Rasyid menantang dilakukan tes keperawanan terhadap yang bersangkutan. “Orangtuanya harus membuktikan. Kalau tidak, akan berujung pada fitnah,” ujarnya. (eh)
© VIVA.co.id
Sumber : http://www.networkedblogs.com/Oj5G2
“Disdik Prabumulih sebenarnya tidak pernah mewacanakan akan melakukan tes keperawanan bagi seluruh siswi atau calon siswi di Kota Prabumulih, apalagi mengajukan anggaran APBD 2014 untuk tes keperawanan tersebut,” kata Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, HM Rasyid, Rabu 21 Agustus 2013.
Ucapan Rasyid itu bertentangan dengan pernyataan dia sendiri kemarin. Selasa 20 Agustus 2013, Rasyid mengatakan biaya untuk tes keperawanan siswi akan dimasukkan ke dalam pengajuan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. “Ini wacana untuk tahun depan, dan rencananya menggunakan dana APBD. Ini untuk kebaikan siswi itu sendiri,” kata Rasyid kepada VIVAnews.
Namun kini Rasyid menjamin tes keperawanan tidak bakal terlaksana. “Banyak segi yang dipertimbangkan, seperti pengaruhnya terhadap psikologi anak karena ini faktor pribadi dan manusia. Jadi tes keperawanan terhadap siswi tidak akan pernah terjadi,” ujarnya.
Rasyid mengatakan, tes keperawanan sesungguhnya tidak diusulkan diterapkan untuk semua siswi, melainkan hanya terhadap salah satu siswi SMA yang beberapa waktu lalu terjaring kasus perdagangan manusia. Ketika terjaring, para siswi itu belum diperdagangkan dan berhasil diselamatkan.
Namun orangtua salah seorang siswi itu, kata Rasyid, mengatakan anaknya tidak perawan lagi. Ketika itulah Rasyid menantang dilakukan tes keperawanan terhadap yang bersangkutan. “Orangtuanya harus membuktikan. Kalau tidak, akan berujung pada fitnah,” ujarnya. (eh)
© VIVA.co.id
Sumber : http://www.networkedblogs.com/Oj5G2
mestinya tes perawan untuk semua siswi dan juga laki-laki yang berzinah dengannya dan serta pelajar seindonesia harus di lakukan, dan mereka setelah di tes kebenarannya maka hukumlah mereka
BalasHapusPerempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
(Q.S. An-Nuur Ayat : 2)